Kamis, 24 Juni 2010

TIPS & TRIK


(1) selalu berharap kepada rahmat Allah dan (2) tidak pernah berputus asa dari rahmat Allah, masih ada satu lagi amunisi ‘ruar biasa’ yang harus dimiliki oleh setiap Pengusaha Rindu Syariah. Masih dari Ustadz Muhammad Ahmad Jannati, seorang pejuang syariah yang tak kenal lelah. Direka ulang agar sama ‘frekuensinya’ dan ditayang khusus untuk Pengusaha Rindu Syariah. (Jazakallahu Ustadz)…

Pengusaha Rindu Syariah, harapan yang membuncah pada rahmat Allah dan ketiadaan putus asa dari rahmat Allah harus diramu dengan kesabaran prima untuk mendapatkan rahmat Allah, termasuk dalam berbisnis untuk mendapatkan duo ‘berkat’ dan berkah. Ramuan yang ‘pasti pas’ ini semata agar semua aktivitas bisnis kita tertuju pada pencapaian ridlo Allah Swt.

Sabar dalam perjuangan dan aktivitas bisnis Islami memang tidak selalu merupakan perkara mudah. Seringkali ada hama yang menggerogotinya. Jangan heran bila kadangkala sikap cenderung tak sabar ini muncul juga pada diri kita. Sampai disini tidak mengapa. Yang penting jangan dituruti. Segeralah beralih pada jalan sabar. Bila tidak, yang rugi bukan orang lain, melainkan kita sendiri. Sungguh! Karenanya, ada sejumlah perkara yang penting disadari agar dapat sabar dalam perjuangan dan aktivitas bisnis Islami kita. Diantaranya adalah:

1. Mengingat janji Allah

Sesungguhnya bisnis kita tak lain adalah salah satu upaya kita dalam memenuhi kebutuhan fisik (hâjatul ‘udhawiyah) kita dan naluri (gharîzah). Disinilah, kita mesti mengingat janji Allah tatkala kita memenuhi keduanya.

Upaya bisnis kita dalam rangka memenuhi dua jenis kebutuhan hidup kita ini pastilah diikuti dengan munculnya beragam persoalan. Dari persoalan berbasis prinsip seperti keyakinan akan rizki, pemastian kehalalan sumberdaya yang digunakan dari input proses dan outputnya hingga persoalan beraspek teknis semisal peningkatan efektivitas, efisiensi dan produktivitas bisnis. Yakinlah, setiap kita tak lepas dari persoalan.

Persoalannya, bagaimana dengan segala potensi emas kehidupan yang telah Allah Swt limpahkan, kita mampu sabar dalam menghadapi setiap permasalahan yang muncul. Tentu sabar dalam koridor Islam. Dengannya, amal bisnis kita akan termasuk amal shalih dan amal shalih ini akan menghantarkan kita pada derajat Muslim Terbaik. Insya Allah.

“Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang berdakwah (mengajak berpegang) kepada Allah, melakukan amal shalih dan menyatakan ‘seungguh aku bagian dari kaum muslimin’?” (QS. Fushilat [41] : 33)

Jelaslah, sama halnya dengan aktivitas dakwah, amal bisnis yang Islami kita pun harus menjadi pilihan hidup kita. Oleh karena itu, resiko apapun dari bisnis Islami dalam seluruh aspeknya ini merupakan pilihan rasional kita. Dengan memilih jalan ini kita akan menjadi manusia terbaik yang dijanjikan Allah Pencipta Alam untuk mendapatkan surga Firdaus nan tinggi. Lalu, bagaimana caranya agar amal bisnis kita benar-benar konsisten di jalan Allah Swt dan masuk dalam kategori amal shalih yang paripurna sekalipun harus sabar menghadapi setiap permasalahan yang muncul? Caranya sesungguhnya sederhana, yakni setiap kita beramal bisnis dalam rangka memenuhi duo kebutuhan tadi senantiasa kita mengingat janji Allah Swt. yang akan diberikannya baik di dunia maupun di akhirat. Allah swt. mengajarkan dalam surat Adh Dhuhâ [93] ayat 4:

“Dan sungguh akhirat itu lebih baik bagi engkau daripada kehidupan sebelumnya (dunia)”.

Misalnya, ketika kita mendapati kenyataan bahwa berbisnis dengan jalan ‘shortcut’ seperti suap, sogok, kickback, dan kawan-kawannya lebih menjanjikan cepatnya rizki datang. Kenyataan ini sering melimbungkan keistiqomahan kita dalam berbisnis dengan jalan ‘lurus’. Tapi tetaplah tenang, jangan panik ! Ingatlah janji Allah Swt, jika kita betul-betul berbisnis total sesuai syariat dan tentu saja beribadah total serta memperjuangkan agama Allah swt. niscaya kelak akan dimasukkan ke dalam surga dengan diberi rizki tanpa terhitung banyaknya (QS. Ghafir [40] : 40). Karenanya semakin meningkat pula kesabaran dalam berbisnis sesuai syariat tanpa melupakan perjuangan menegakkan agama Allah swt. ini.

Kesabaran semakin tinggi ketika kita juga ingat akan peringatan Allah Swt bila kita ikut terjerembab dalam bisnis yang tidak sesuai dengan tuntunan syariat. Janji Allah Syadîdul ‘Adzâb mengiang di benak kita bahwa siapa saja yang berpaling dari Al Quran sebagai peringatan Allah swt. maka di dunia akan mendapat kehidupan yang sempit dan di akhirat akan dikumpulkan dalam keadaan buta (QS. Thâha [20] : 124) dan siapa saja yang tidak menerapkan apa-apa yang dibawa Rasulullah dan meninggalkan apa-apa yang dicegah Rasulullah niscaya akan di’adzab dengan pedih oleh-Nya (QS. Al Hasyr [49] : 7). Muncullah rasa takut akan siksa Allah swt. yang jauh lebih dahsyat daripada rasa takutnya kepada manusia. Konsekuensinya, kita akan tetap sabar berbisnis sesuai syariah dan tidak akan bergeming sedikitpun untuk jatuh dalam pelukan syahwat bisnis yang penuh maksiat.

Demikianlah, dengan senantiasa mengingat janji Allah swt, insyâ Allâh akan semakin mengokohkan kita untuk sabar dalam bisnis Islami dan berjuang di jalan Allah Swt. Cobalah!

2. Yakin Keberhasilan Akan Datang

Kadang kita tak sabar akan keberhasilan yang sudah lama diimpikan. Bahkan, tak jarang frustasi pun menjelang. Ini hal yang juga lumrah dihadapi dalam menjalankan bisnis Islami kita. Ini wajar saja. Tak perlu sewot. Sebab, kadang kala manusia bersifat demikian.

“Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa,” (QS. Al Isrâ [17] : 11)

Karena itu, kita mestinya bersikap laksana penumpang kereta api, sebutlah, Argo Lawu tujuan Jakarta - Jogjakarta. Meski perjalanannya cukup lama, 8-9 jam, tapi kita yakin bahwa kereta itu memang benar-benar menuju Jogjakarta, bukan Surakarta atau mungkin malah Nyoknyakarta (hampir mirip, tapi ini jebakan semu bukan asli!). Kita juga yakin, sekalipun percaya perjalanan cukup lama namun tenang dan penuh sabar disertai keyakinan akan sampai ke tempat tujuannya itu. Sebab, bila perjalanan kereta api saja begini apalagi perjalanan menjalankan bisnis full syariah, apalagi perjalanan menuju tegaknya Islam. Mereka yang ragu akan jalan yang dilaluinya, bukan mustahil ‘gugur’ di tengah perjalanan. Begitulah kita, pastikan bisnis yang kita jalani sesuai syariah dan mainkan dengan penuh kesabaran menapakinya diliputi keyakinan akan keberhasilan.

Abu ‘Abdullah Khabbab bin Al Aratt ra. berkata: “Kami mengadu kepada Rasulullah saw saat beliau sedang berbantalkan sorbannya di bawah naungan Ka’bah. Kami berkata: ‘Apakah tuan tidak memintakan pertolongan untuk kami? Apakah tuan tidak mendo’akan kami?” Beliau menjawab: “Orang-orang sebelum kalian itu ada seseorang yang ditanam hidup-hidup, ada seseorang yang digergaji dari atas kepalanya hingga tubuhnya terbelah dua, dan ada pula seseorang yang disisir dengan sisir besi yang mengenai daging dan tulangnya tetapi yang demikian itu tidak menggoyahkan mereka dari agamanya. Demi Allah, Allah pasti akan mengembangkan Islam ini hingga merata dari Shan’a sampai Hadratulmaut dimana masing-masing dari mereka tidak takut melainkan hanya kepada Allah melebihi takutnya kambing terhadap serigala. Tetapi kamu sekalian sangat tergesa-gesa.” (HR. Bukhari).

“Maka bersabarlah engkau seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar …” (QS. Al Ahqâf [46] : 35)

Jelas sekali, Rasulullah mengajarkan sabar dalam perjuangan. Tentu dalam memperjuangkan jalannya bisnis secara syariah kita pun dituntut sabar.

3. Sabar, jalan datangnya pertolongan

“Hai orang-orang yang beriman mintalah petolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. al-Baqarah [2] : 153)

Orang yang shalatnya khusyu tahu bahwa shalat memberikan daya kekuatan kepada seorang mukmin dalam menghadapi kezhaliman dan para pengembannya, serta memberinya keteguhan dan ketegaran dalam memegang kebenaran. Sementara itu, dalam ayat tadi sabar disebut lebih dahulu sebelum kata shalat. Hal ini menunjukkan betapa urgennya sabar. Konsekuensinya, seorang muslim yang memahami hal ini akan senang shalat dan senang bersikap sabar. Sebab, dengan melakukan keduanya berarti terdapat pertolongan dalam menghadapi berbagai kesulitan, termasuk kesulitan dalam istiqomah menjalankan bisnis Islami dan dalam perjuangan menegakkan Islam. Ia yakin shalat merupakan jalan pertolongan.

Sabar, sebagaimana dalam surat Al Baqarah [2] ayat 153 tadi, juga merupakan jalan pertolongan dari Allah swt. Seorang mukmin bukan hanya segera meningkatkan kuantitas shalat sunnat ketika ia menghadapi kesulitan, namun ia juga menambah kesabarannya. Saat seorang mukmin menghadapi halangan apapun, ia tidak menyerah, sebaliknya ia bersabar dengan penuh kegembiraan dan harapan akan datangnya pertolongan. Di dalam kesabarannya terkandung kegembiraan, harapan, keteguhan, dan kedekatan dengan Allah swt, serta keyakinan akan datangnya pertolongan dari Dzat Maha Kuasa.

Nah, pengusaha rindu syariah, kalau sudah begini, tunggu apa lagi. Seberat apapun tantangan yang ada, hanya satu sikap yang muncul, yaitu Hadapi (bukan Hindari). Yap, hindari dengan penuh optimis pada rahmat Allah dan tidak pernah putus asa dari rahmat Allah dan jangan lupa untuk bersabar dengan sebenar-benarnya sabar. Niscaya, keberhasilan bisnis dengan limpahan ‘berkat’ dan berkahnya mewujud pada bisnis kita.
Alhamdulillah…Luar Biasa…Allahu Akbar

Tidak ada komentar: